Kamis, 17 Maret 2011

Morfologi bahasa Bali


                                                             Morfologi Bahasa Bali

AFIKSASI Dalam bahasa Bali terdapat empat bentuk afiks. Bentuk-bentuk afiks itu sama dengan bentuk afiks yang dimiliki bahasa Indonesia, yaitu Bahasa Bali Bahasa IndonesiaPrefiks PrefiksKonfiks KonfiksInfiks InfiksSufiks Sufik. Keempat afiks bahasa Bali di atas akan dijelaskan lebih lengkap secara satu per satu. Di bawah ini penjelasan keempat afiks tersebut

1. Prefiks (Awalan) Dalam Bahasa Bali memiliki 17 macam prefiks. Ketujuh belas macam prefiks terdiri atas prefiks yang sering digunakan (produktif), prefiks yang kurang produktif, dan prefiks yang jarang digunakan.1) Prefiks yang sering digunakan (produktif)Jenis Prefiks Kata Dasar Kata Dasar + Prefiks Artia- katih,sibak,bungkul, akatih,asibak,abungkul, selembar,sebagian,sebuah,ka- tunjel,tugel,sibak katunjel,,katugel,kasibak, dibakar,dipotong,dibelah,sa- umah,dados,durung saumah,sadado, sadurung serumah, sebisanya, sebelum, pa- nampel, warahngawi,  penampel, pewarah, pengawi alat untuk menutup pengumuman pengarangma- jalankeberkatakon majalan , makeber , makatakon,  Berjalanterbangbertanyapi- oraholastresna piorahpiolaspitresna pemberitahuanpertolonganbantuanm- baca bucu bangun macam ucumengunang membacamemojokkanmembangunn- tunu nunu Membakarň (ny) sampatsatesabit nyampatnyatenyabit menyapumembuat satemembelah kecil-kecilŋ (ng) karanggulgulabutigeluyakendepengsaporah Ngarangngulgulngabutngigelnguyakngendepangngengsapangngorahang mengarangmengguruimencabulmenarimenginjak/menggumulimerendahkanmelupakanmemberitahu

2) Prefiks yang kurang produktifJenis Prefiks Kata Dasar Kata Dasar + Prefiks Artipra- mangkinkanggo pramangkinprakanggo seketikapemuka masyarakatpara- sametonpamiarsa para sametonpara pamiarsa para keluargapara pendengarpari- polahwangde pari polahpari wangde kelakuandiundurkanmaka- jalarandasar maka jalaranmaka dasar yang menyebabkanyang menjadi dasarpati- kaplugdetik patikaplugpatidelik saling seruduksaling mendelikkuma- lipanlindung kumalipankumalindung seperti lipanseperti belutupa- carajiwa upacaraupajiwa upacaramata pencaharian
3) Prefiks yang jarang digunakanJenis Prefiks Kata Dasar Kata Dasar + Prefiks Artinir-/nis- kaladon niskalanirdon tidak nyatatidak bergunasu- sila Susila kelakuan baikswa- dayakarya swadayaswakarya swadayabekerja sendiri
2. Konfiks Bahasa Bali hanya memiliki 3 macam konfiks dan sangat kurang produktif digunakan. Konfiks-konfiks itu adalah:Jenis Konfiks Kata Dasar Kata Dasar + Konfiks Artipa--an genahtadtad pagenahanpanadtadan rumahalat menjinjingma--an Gregotcangkrim magregotanmacangkriman saratbernyanyi cangkrimma--an ririh maririhan memperdayakan

3. Infiks Dalam bahasa Bali, infiks itu tidak produktif. Hal itu sama dengan bahasa Indonesia yang hanya beberapa kata mengalami proses infiks ini. Jumlah infiks dalam bahasa Bali hanya dua, yaitu:Jenis Infiks Kata Dasar Kata Dasar + Infiks Arti-um- guyusanggup gumuyusumanggup besenda guraumenyanggupi-in- sambung sinambung bersambung 4. Sufiks Berbeda dengan bahasa Indonesia, bahasa Bali memiliki jumlah sufiks yang lebih banyak. Bahasa Indonesia hanya memiliki 3 sufiks asli, sedangkan bahasa Bali memiliki empat sufiks, yaitu:Jenis Sufiks Kata Dasar Kata Dasar + Sufiks Arti-an gedecerik gedeancerikan lebih besarlebih kecil-a jemaktugel jemakatugela diambildipotong-in cerikgede cerikingedein kecilkanbesarkan-ang jemaktugel jemakangtugelang ambilkanpotongkan


A. Proses Morfofonemik dalam Bahasa Bali Proses morfologi pada bahasa Bali yang dijelaskan adalah mengenai prefiksasi. Proses tersebut menyangkut pada prefiks (N) yang terdiri atas empat macam:m- : maca ngamacaang ‘membacakan’ mucu ngamucuang ‘memojokkan’n- : nunu nganunuang ‘membakarkan’ nugel nganugelang ‘memotongkan’ny : nyate nganyateang ‘membuatkan sate’ nyagur nganyagurang ‘memukulkan’ ng : dalam hubungan anggota prefiks (N-) ini (ng) tidak mengalami proses morfofonemik
B. Distribusi Tiap Imbuhan1) Prefiks a- dipergunakan hanya pada kata bantu bilangan sibak asibak ‘sebelah’ bungkul abungkul ‘sebuah’ ka- dipergunakan pada kata kerja (memiliki arti di- pada bahasa Indonesia) tugel katugel ‘dipotong’ sibak kasibak ‘di sebelah’ sa- dipergunakan pada kata benda umah saumah ‘serumah’ dados sadados ‘sebisa’ pa- dipergunakan pada kata benda kawi pangawi ‘pengarang’ warah pawarah ‘pengumuman’ ma- dipergunakan pada kata benda takon matakon ‘pertanyaan’ dipergunakan pada kata kerja jalan majalan ‘berjalan’ dipergunakan pada kata sifat barak mabarakan ‘diberi merah’ dipergunakan pada kata keadaan gantung magantung ‘digantung’ pi- dipergunakan pada kata keadaan tuduh pituduh ‘kehendak (Tuhan) m- dipergunakan pada kata kerja baca maca ‘membaca’ n- dipergunakan pada kata kerja tunu nunu ‘membakar’ ny- dipergunakan pada kata kerja sebit nyebit ‘membelah’ ng- dipergunakan pada kata kerja yasa ngayasaang ‘mendo’akan’ dipergunakan pada kata keadaan lacur ngalacurang ‘bertambah miskin’
2) Konfiks pa--an dipergunakan pada kata benda genah pagenahan ‘rumah’ ma--an dipergunakan pada sifat gregot magregotan ‘sarat sekali’ ma--in dipergunakan pada kata kerja ririh maririhin ‘memperdayakan’
3) Sufiks -an dipergunakan pada kata sifat gede gedean ‘lebih besar’ dipergunakan pada kata benda batu batuan ‘berisi batu’ -a dipergunakan pada kata kerja jemak jemaka ‘diambil’ -in dipergunakan pada kata kerja jagur jagurin ‘dipukuli’ dipergunakan pada kata benda batu batuin ‘diisi batu’ dipergunakan pada kata sifat putih putihin ‘diberi putih’ -ang dipergunakan pada kata kerja bejek bejekang ‘diaduk’ dipergunakan pada kata sifat barak barakang ‘merahkan’ dipergunakan pada kata bilangan kutus kutusang ‘bagi’ -e dipergunakan pada kata kerja tusuk tusuke ‘ditusuk’ dipergunakan pada kata benda tembok temboke ‘tembok’
C. Fungsi Tiap Imbuhana. Prefiks1. a- bentuk kata benda dari kata kerja :tugel → atugel ‘sepotong’2. ka- membentuk kata kerja pasif dari kata kerja intransitif :tunjel → katunjel ‘dibakar’3. sa- membentuk kata keadaan dari kata benda :umah → saumah ‘serumah’4. ma- membentuk kata kerja intransitif dari kata benda :jalan → majalan ‘berjalan’5. pa- membentuk kata benda dari kata kerja intransitif :tempel → panampel ‘penutup’6. pi- membentuk kata keadaan dari kata keadaan :olas → piolas ‘pertolongan’7. N-m- membentuk kata kerja transitif : patok → matok ‘mematok’n- membentuk kata kerja transitif : tunu → nunu ‘membakar’ membentuk kata kerja transitif dari kata benda : dacin → nacin ‘menimbang’ny- membentuk kata kerja transitif : jagur → nyagur ‘memukul’ membentuk kata kerja transitif dari kata benda : sampat → nyampat ‘menyapu’ng- membentuk kata kerja transitif : karang → ngarang ‘mengarang’ membentuk kata kerja transitif dari kata benda (abstrak) : leyak → ngaleyak ‘menghantui’8. nga- membentuk kata kerja transitif dari kata keadaan :lacur → ngalacurang ‘bertambah miskin’membentuk kata kerja transitif dari kata kerja intransitif :ruruh → ngaruruh ‘mencari’membentuk kata kerja transitif dari kata benda (abstrak) :leyak → ngaleyakin ‘menghantui’
b. Konfiks1. pa-an membentuk kata benda dari kata kerja intransitif :tadtad → patadtadan ‘alat untuk (barang) yang dijinjing’2. ma-an membentuk kata kerja intransitif dari kata benda :cangkrim → macangkriman ‘memperdayakan’3. ma-in membentuk kata kerja intransitif dari kata keadaan :ririh → maririhin ‘memperdayakan’
c. Sufiks1. –an membentuk kata keadaan dari kata sifat : barak → barakan ‘lebih merah’ membentuk kata keadaan dari kata benda : bias → biasan ‘berisi pasir’ tetap membentuk kata keadaan : cerik → cerikan ‘lebih kecil’2. –a membentuk kata kerja pasif dari kata kerja aktif intransitif : jemak → jemaka ‘diambilnya’3. –in membentuk kata kerja pasif dari kata keadaan: cerik → cerikin ‘kecilkan’ membentuk kata kerja pasif dari kata sifat: barak → barakin ‘isi merah’ membentuk kata bilangan : enem → enemin ‘bagi enam-enam4. –ang membentuk kata kerja transitif dari kata kerja intransitif, membentuk kata kerja transitif dari kata keadaan : gede → gedeang ‘besarkan’ membentuk kata bilangan : kutus → kutusang ‘bagi delapan-delapan’5. –e membentuk kata benda dari kata keadaan : sakit → sakite ‘sakitnya’ membentuk kata benda dari kata benda : tembok → temboke ‘temboknya’ D. Arti Tiap Imbuhana. prefiks1. a- untuk menyatakan bagian atau ukuran : sibak → asibak ‘sebagian’2. ka- dikenai (pasif) : tugel → katugel ‘dipotong’3. sa- untuk menyatakan kesatuan : umah → saumah ‘serumah’4. pa- melakukan suatu pekerjaan seperti dikatakan oleh kata dasar : kawi → pangawi ‘pengawi’5. ma- melakukan pekerjaan seperti dikatakan kata dasar : jalan → majalan ‘berjalan’ menyatakan keadaan : berarakan → mabrakan ‘berhamburan’6. pi- berarti variasi : olas → piolas ‘pertolongan’7. N- dengan angota-anggotanya :m- melakukan pekerjaan seperti dikatakan kata dasar : baca → maca ‘membaca’n- melakukan pekerjan seperti dikatakan kata dasar : jagur → nyagur ‘memukul’ng- superlatif : lacur → nglacurang ‘bertambah miskin’ melakukan pekerjaan seperti yang dikatakan kata dasar : ruruh → ngruruh ‘mencari’8. nga- melakukan pekerjaan seperti dikatakan kata dasar : leyak → ngaleyak ‘menghantui’
b. konfiks1. –an perbandingan (superlatif) : gede → gedean ‘lebih besar’ menyatakan keadaan : batu → batuan ‘berbatu-batu’2. –a menyatakan : jemak → jemaka ‘diambil’3.-in menyatakan pasif : jagur → jagurin ‘dipukuli’ menyatakan membuat lebih : cerik → cerikin ‘dibuat lebih kecil’4. –ang menyatakan pekerjaaan seperti tersebut oleh kata dasar : bejek → bejekang ‘memeraskan’ membuat atau menjadikan lebih : barak → barakang ‘membuat lebih merah’5. –e menegaskan : tembok → temboke ‘tembok (itu)’
Sufiks –e ini mempunyai alomorf –ne, pada suku akhir yang terbka. Contoh : bapa+ne → bapane ‘ayah (itu)’


II REDUPLIKASI1. Tipe-tipe Reduplikasia. Reduplikasi utuh, misalnya, adeng-adeng ‘pelan-pelan’, ‘enggal-enggal’, ‘cepat-cepat’.b. Reduplikasi utuh dengan variasi vokal, misalnya, kilakilang-kileng ’menoleh perlahan-lahan ke sana ke mari’, kitak-kituk ‘menggeleng-geleng’c. Reduplikasi partial, misalnya : pada awal : tetajen ‘sabungan ayam’; sasantun ’sari’ dari sesajen.pada akhir : pakecos-cos ‘berlompatan’; pakenyit-nyit ‘berkelap-kelip’
2. Kombinasi Reduplikasi dengan Afiksa. Dengan prefiks, misalnya, sadados-dadosne ‘sejadi-jadinya’ paider-ider ‘batas yang mengelilingi’b. Dengan konfiks, misalnya, macecangkriman ‘bernyanyi lagu cangkrim’ (‘bayi’)c. Dengan sufiks, misalnya : gede-gedean ‘besar-besaran’jemak-jemaka ‘diambil berulang kali’
3. Kompositum1. Kompositum utuhKompositum utuh terdiri dari :a. Yang berkedudukan sejajar, tidak bias ditukar-tukarkan, misalnya : meme-bapa ‘ibu-bapa’nyama--braya ‘keluarga’b. Yang kedua menjelaskan yang pertama, misalnya : jebug arun ‘sejenis buah’galang kangin ‘dini hari’2. Kompositum lainKompositum lainnya dalam Bahasa Bali belum kami temukan atau untuk sementara dapat kami katakan bahwa kompositum Bahasa Bali yang mengalami perubahan fonologis, baik penyingkatan salah satu komponennya maupun perubahan fonem salah satu komponennya belum kami temukan (tidak ada).
KesimpulanPrefiks dalam morfologi bahasa Bali berfungsi membentuk kata kerja, kata benda, dan kata keadaan.Prefiks dalam morfologi Bahasa Indonesia berfungsi membentuk verba, adjektiva, nomina, dan numeralia. Prefiks Bahasa Indonesia Prefiks Bahasa Balime- (verba, adjektiva) a-ber- (verba, numeralia) ka-per- (verba) sa-ter- (verba, adjektiva) ma-ke- (verba, nomina, numeralia) pa-pe- (nomina) pi-se- (adjektiva, nomina) N- (m-, n-, ny-, ng-)pemer- (nomina) nga-
Konfiks dalam morfologi Bahasa Bali berfungsi membentuk kata benda dan kata kerja.Konfiks dalam morfologi Bahasa Indonesia berfungsi membentuk verba, adjektiva, nomina, adverbiaKonfiks Bahasa Indonesia Konfiks Bahasa Balimeng-i (verba, adjektiva) pa--andi-i (verba) ma--anme-kan (verba) ma--inmem-per (verba) ke-an (adjektiva, nomina) pe-an (nomina) ke-ter-an (nomina) perse-an (nomina) se-nya (adverbia) se-reduplikasi-nya (adverbia)
Diposkan oleh ronal endiho blog di 02.36



SEJARAH BAHASA BALI

Bahasa Bali adalah sebuah bahasa Austronesia dari cabang Sundik dan lebih spesifik dari anak cabang Bali-Sasak. Bahasa ini terutama dipertuturkan di pulau Bali, pulau Lombok bagian barat, dan sedikit di ujung timur pulau Jawa. Di Bali sendiri Bahasa Bali memiliki tingkatan penggunaannya, misalnya ada yang disebut Bali Alus, Bali Madya dan Bali Kasar. Yang halus dipergunakan untuk bertutur formal misalnya dalam pertemuan di tingkat desa adat, meminang wanita, atau antara orang berkasta rendah dengan berkasta lebih tinggi. Yang madya dipergunakan di tingkat masyarakat menengah misalnya pejabat dengan bawahannya, sedangkan yang kasar dipergunakan bertutur oleh orang kelas rendah misalnya kaum sudra atau antara bangsawan dengan abdi dalemnya, Di Lombok bahasa Bali terutama dipertuturkan di sekitar kota Mataram, sedangkan di pulau Jawa bahasa Bali terutama dipertuturkan di beberapa desa di kabupaten Banyuwangi. Selain itu bahasa Osing, sebuah dialek Jawa khas Banyuwangi, juga menyerap banyak kata-kata Bali. Misalkan sebagai contoh kata osing yang berarti “tidak” diambil dari bahasa Bali tusing. Bahasa Bali dipertuturkan oleh kurang lebih 4 juta jiwa
Vokal
Ada 6 vokal di dalam bahasa bali
Vowels

Depan
Madya
Belakang
Tertutup
i

u
Tengah
e
ə
o
Terbuka

a


Konsonan
Ada 18 konsonan di dalam Bahasa Bali:

Bibir
Gigi
Langit2
Keras
Langit2
Lunak
Celah
Suara
Letup
p
b
t
d
c
ɟ
k
g


Sengau
m
n
ɲ
ŋ


Desis

s


h

Getar / Sisi

r l




Hampiran
w

j














Alofon
Sebuah ciri khas dan menjadi keistimewaan bahasa Bali ialah bahwa fonem eksplosif tak bersuara /t/ dilafazkan sebagai [t] pada posisi akhir, namun pada posisi awal dan tengah dilafazkan sebagai [ʈ] (t retrofleks).
Vokal /a/ pada posisi akhir terbuka dilafazkan sebagai [ĕ]. Misalkan kata Kuta, nama pantai termashyur di Bali, dilafazkan sebagai [k'uʈĕ]


  Sukukata
Seperti bahasa Austronesia lainnya, bahasa Bali juga cenderung dengan kata-kata dwisukukata dan berbentuk KVKVK. Namun dalam mereduplikasi sebuah sukukata monosilabik berbentuk KVK, maka dalam bahasa Bali ini biasanya menjadi KVKKVK berbeda dengan bahasa Melayu dan Jawa:
Melayu
Bali
Jawa
kukus
kuskus
dang (bentuk berbeda)
ngetnget
ngĕngĕt
 Kekerabatan dan kosakata
Bahasa Bali dalam keluarga bahasa Austronesia sering ditengarai paling dekat berkerabat dengan bahasa Jawa. Namun hal ini tidaklah demikian. Bahasa Bali paling dekat dengan bahasa Sasak dan beberapa bahasa di pulau Sumbawa bagian barat. Kemiripannya dengan bahasa Jawa hanya karena pengaruh kosakata atas bahasa Jawa karena aktivitas kolonisasi Jawa pada masa lampau, terutama pada abad ke-14 Masehi. Bali ditaklukkan oleh Gajah Mada pada tahun 1343 Masehi. Bahkan dalam keluarga Austronesia, secara fonologis bahasa Bali lebih mirip bahasa Melayu daripada bahasa Jawa. Namun fonem /r/ pada posisi akhir dalam bahasa Melayu, seringkali menjadi /h/ pada bahasa Bali. Hal ini bisa terbukti dengan senarai perbandingan kosakata dasar bahasa Melayu, Bali, Jawa Kuna dan Jawa Baru:
Melayu
Bali
Jawa Kuna
Jawa Baru
dua
dua
rwa
ro, loro
jalan
jalan
dalan
dalan
dengar
dingěh
rĕngö
rungu
jarum
jaum
dom
dom
jauh
joh
doh
doh
ada
ada
hana
ana
beli
běli
wĕli, tuku
tuku
jari, jeriji
jriji
(?)
driji
betis, kaki
batis, bais
jöng, suku
sikil
hidup
idup
hurip
urip
air, ayer
yèh
wway
we, banyu
buah
buah, woh
wwah
woh
di
di
ri, ring
i, ing
telur
taluh
antiga
tigan, ĕndhog
jemur
jěmuh
(?)
pepe
bunga
bunga
kambang
sĕkar
kĕmbang
sĕkar
nasi
nasi
sĕga
sĕkul
sĕga
sĕkul
hujan
ujan
hudan
udan
Melayu
Bali
Banjar
telur
taluh
hintalu
kaki, betis
batis, bais
batis
perahu
jukung
jukung
bulus
bedwang
bidawang
hujan
ujan
ujan
jari
jriji
jariji
dengar
dingěh
dangar
jemur
jěmuh
jamur
jalan
jalan
jalan
hidup
idup
hidup
dua
dua
dua



                                             Pengaruh bahasa Jawa
Bahasa Bali banyak terpengaruh bahasa Jawa, terutama bahasa Jawa Kuna dan lewat bahasa Jawa ini, juga bahasa Sansekerta. Kemiripan dengan bahasa Jawa terutama terlihat dari tingkat-tingkat bahasa yang terdapat dalam bahasa Bali yang mirip dengan bahasa Jawa. Maka tak mengherankanlah jika bahasa Bali halus yang disebut basa Bali Alus Mider mirip dengan bahasa Jawa Krama. Banyak kata-kata Bali yang halus diambil dari bahasa Jawa:
Melayu
Bali
Jawa
sudah
sampun
sampun
meninggal
seda
seda
datang
rauh
rawuh
dari
saking
saking
arti
teges
tĕgĕs
                                                          Kosakata khas Bali
Di atas sudah diapaparkan kosakata yang mirip dengan bahasa Melayu dan bahasa Jawa. Sekarang kosakata khas Bali dipaparkan:
Melayu
Bali
Jawa
kau (kasar)
cai
kowe
sungai
tukad
sungay (Jawa Kuna)
kali
lepen
yang
sane
ingkang, sing
dukun, tabib
balian
dhukun

 Konsep geografis
Berbeda dengan banyak suku bangsa di dunia, namun masih mirip dengan suku bangsa penutur bahasa Austronesia lainnya, orang Bali dalam menentukan arah berorientasi bukan pada arah mata angin yang pasti namun pada letak kawasan geografis, pada kasus Bali ini pada letak gunung dan laut. Oleh karena itu arah mata angin bisa berubah-ubah sesuai tempatnya:
Bali – Melayu:
  • kaja – utara namun di Buleleng berarti selatan
  • kelod – selatan namun di Buleleng berarti utara
  • kauh – barat
  • kangin – timur

1 komentar:

  1. tolong diperbaiki dong.. tulisannya sulit dibaca.. padahal isinya bagus

    BalasHapus