Catur Asrama adalah adalah empat lapangan hidup (pangasraman)
yang berdasarkan petunjuk kerohanian yang terdiri dari Brahmacari yaitu tingkatan hidup dalam ketekunan mencari ilmu
pengetahuan atau tingkat hidup berguru. Grhasta
yaitu tingkatan hidup berumah tangga. Wanaprasta
yaitu tingkat hidup dalam pengunduran diri dari kesibukan dalam masyarakat. Sannyasa (Bhiksuka) tingkat hidup yang telah melepaskan sama sekali ikatan
keduniawian atau disebut juga tingkat hidup berkelana (Ngurah, 1999: 79).
Salah satu
tingkatan dari Catur Asrama dikenal
dengan masa menempuh hidup berumah tangga atau Grahasta. Masa Grahasta
yaitu perkawinan ialah untuk memperoleh seorang anak yang akan meneruskan garis keturunannya dan
percaya bahwa anak menyupat
(membebaskan) roh leluhurnya di ”alam sana” (Sudharta, 1993: 66).
Menurut Pudja
(1975: 23), berdasarkan tradisi dan hukum adat perkawinan yang berlaku di Bali,
ada 4 sistem perkawinan yang umum dijalankan dalam perkawinan Hindu di Bali yaitu :
1. Sistem mamadik
(meminang atau meminta), yaitu perkawinan yang dilandasi rasa cinta, sama suka
akan masing-masing pasangan dan mendapat restu orang tua.
2. Sistem ngarorod
yaitu perkawinan yang dilandasi rasa suka sama suka, tetapi tidak
mendapatkan restu dari orang tua, atau pernikahan terjadi akibat salah satu
pihak sudah tidak mempunyai sanak keluarga lagi.
3. Sistem nyentana
atau juga merupakan bentuk sistem nyeburin
yaitu bentuk sistem matrilinial.
4. Sistem ngunggahin
yaitu bentuk perkembangan tersendiri dari sistem ngarorod.
Selain
sistem perkawinan tersebut di atas, perkawinan masyarakat di Bali juga mengenal
adanya istilah perkawinan campuran. Dalam Kamus
Besar Bahasa Indonesia (2005: 518) kawin campur adalah perkawinan diantara
dua pihak yang berbeda agama, kebudayaan, golongan, dan suku bangsa.
Perkawinan campuran
merupakan aspek perkawinan yang marak terjadi akibat adanya pengaruh
globalisasi dan pariwisata. Hal ini
terjadi akibat pengaruh pesatnya arus wisatawan asing yang datang ke Bali.
Perkawinan campuran antara etnik yang terjadi di Bali memiliki latar belakang
bahasa, bangsa, dan budaya yang berbeda. Hal ini merupakan salah satu dampak
sosial budaya terhadap hubungan internasional antara anggota masyarakat yang
berkecimpung dalam bidang pariwisata. Dampak sosial ini menimbulkan perubahan
struktur sosial masyarakat Bali seperti sikap, pola hidup, dan karakter
masyarakat. Dalam masyarakat Bali modern
seperti sekarang ini misalnya dalam
keputusan terhadap pemilihan
teman hidup semakin terbuka, karena dinamika dan pendidikan masyarakat yang
semakin berkembang. Mereka tidak canggung lagi untuk menikah dengan orang
asing. Hal ini mencerminkan sikap masyarakat yang dinamis, terbuka, dan fleksibel sehingga meningkatnya jumlah perkawinan
campuran antara etnik Bali dengan orang asing. (Laksminy, 2003: 1).
Dari
pendapat di atas saling mendukung namun dalam aspek perkawinan campuran akibat
adanya pengaruh pariwisata lebih banyak menggunakan pendapat Laksminy. Jadi
perkawinan campuran merupakan perkawinan antara dua pihak yang berbeda agama,
kebudayaan, golongan dan suku bangsa. Dalam novel DTBK kisah cinta Nyoman Sari dan John Pike mengarah pada terjadinya
perkawinan campuran. Seperti terlihat pada kutipan berikut :
,, Mari kita minum merayakan my first love Sarita,” lantas
ia nudingang Café ané ada di bucun jembatane, ...(hal 47)
Terjemahan :
,, Mari kita minum untuk merayakan cinta pertama kita Sarita,“ kemudian ia
menunjuk kafe yang ada di ujung jembatan, ...
Dari
kutipan di atas, terlihat bahwa John Pike setelah berpacaran dengan Nyoman Sari
nama Nyoman Sari berubah menjadi Sarita, begitu juga John Pike menjadi Made Kesuma,
perubahan nama itu mungkin saja agar mereka saling mempunyai rasa berdekatan.
Perkembangan pariwisata mempunyai pengaruh yang cukup besar dalam kehidupan
masyarakat. Nyoman Sari merupakan
seorang gadis yang menerima pembaharuan serta pemikiran baru, tentang
perkawinan campura. Nyoman Sari tidak merasa canggung untuk menjalin kasih
dengan John Pike. Perbedaan agama, kebudayaan, bahasa, dan bangsa bukan menjadi
halangan tetapi sebagai perekat cintanya sehingga Nyoman Sari menerima John
sebagai kekasihnya.
Uraian selanjutnya sudah mengarah pada
terjadinya perkawinan campuran antara Nyoman Sari dan John Pike. Hal ini terlihat pada saat
Nyoman Sari akan dilamar oleh John Pike. Seperti terlihat pada kutipan berikut
:
…, Beli akan
datang ke rumahmu melamar kamu meminta kepada orang tuamu supaya Sarita
diperkenankan menjadi istri John Pike uling Australi,”… (hal 48)
Terjemahan :
…, Kakak akan datang ke
rumahmu melamar kamu meminta kepada orang tuamu supaya Sarita diperkenankan
menjadi istri John Pike dari Australi,”…
Dari
kutipan di atas, terlihat bahwa John akan segera meminang Nyoman Sari sebagai
istrinya. Hal ini jelas memperlihatkan bahwa akibat dari perkenalan Nyoman Sari
dengan John Pike, mengarah pada tahapan yang serius akan adanya perkawinan
campuran antara warga negara Indonesia dengan warga negara Australia.
John
mengatakan kepada Nyoman Sari bahwa setelah melaksanakan pernikahan di
Australia, John Pike bersedia menjadi orang Bali dan menetap di Bali bersama
Nyoman Sari. Seperti terlihat pada kutipan berikut :
,, Ya tapi perkawinan di Australi itu penting untuk
menyenangkan hati orang tua beli dan menghormati kerabat lan lingkungan beli di
Australi sesudah itu kita tinggal di Bali,” … (hal 49)
Terjemahan :
,, Ya tapi perkawinan
di Australia itu penting untuk menyenangkan hati orang tua kakak dan
menghormati kerabat dan lingkungan kakak di Autralia sesudah itu kita tinggal
di Bali,”…
Dari
kutipan di atas, terlihat bahwa John menyampaikan kesediaannya kepada Nyoman
Sari, setelah John dan Nyoman Sari melangsungkan pernikahan di Australia, John
akan menetap dan menjadi orang Bali.
Uraian
selanjutnya, Nyoman Sari dan Jon Pike menanyakan hari baik untuk melaksanakan
pernikahan kepada Wayan Mandra. John ingin menikah seperti orang Bali dan menjadi orang Bali. Seperti
terlihat pada kutipan berikut :
…, ia dot maupacara ngantén cara anak Bali karena
ia dot pesan dadi anak Bali. Nyoman Sari masi ngorahin yén déwasa anak ngantén
Bali buin pelekutus wiadin selikur Galungan dadiné akhir bulan Oktober nénénan
luung déwasané ngantén, … (hal 92)
Terjemahan :
…, Dia ingin menikah seperti orang Bali karena ia
sangat ingin menjadi orang Bali. Nyoman Sari juga mengatakan jika hari baik
orang menikah Bali lagi delapan belas atau duapuluh satu hari sebelum Galungan.
Jadi pada akhir bulan Oktober ini hari baik untuk menikah,..
Dari uraian
di atas, terlihat bahwa John dan Nyoman Sari akan segera melaksanakan
pernikahan pada akhir bulan Oktober. Karena pada saat itu di Bali harus
menunggu hari baik yaitu 18 atau 21 hari sebelum Galungan untuk melaksanakan
upacara pernikahan. Perbedaan agama, budaya, bahasa, bangsa bukan menjadi
halangan yang berarti. John
bersedia menjadi orang Bali setelah upacara pernikahan di Australia. Hal ini
memperlihatkan bahwa perkawinan campuran akan terjadi antara John dan Nyoman
Sari merupakan suatu realita yang akan ada dalam kehidupan masyarakat. Melalui
tokoh Nyoman Sari terlihat kegigihan seorang gadis yang ingin tetap tinggal di
tempat kelahirannya.
Sebelum
upacara pernikahan berlangsung, pada tanggal 12 Oktober 2002. John Pike meninggal menjadi korban peledakan
bom di Diskotik Sari Club di Jalan Legian,
Kuta. Upacara pernikahan gagal dilaksanakan, Nyoman Sari sangat sedih dengan
kematian John dan berjanji demi cintanya untuk menjadi perawan tua selamanya,
hingga ajal datang menjemputnya. Upacara pernikahan yang direncanakan akan berlangsung di Australia dan Bali,
tidak akan pernah terjadi. Seperti terlihat pada kutipan berikut :
…, makejang teka karena suba tawanga pasti ia ajak
timpalné suba mati dadi korban bom di Sari Club Legian Kuta karena ada sepéda
montor ané séwana tekén timpalné ditu hangus terbakar. Jasad beli Madé sing
kena baan ngingetang enu ngantosang hasil kerja team forensik uling Australi. (hal 98)
…, Makejang madalem ia karena beli Madé suba ngirim email
apang keluargané ngidih Sarita ka Bali tur bakal ngadaang upacara perkawinan di
Australi lan di Bali, … (hal 98)
Terjemahan :
…, Semuanya datang karena sudah mengetahui pasti ia dan temannya telah
meninggal menjadi korban bom di Sari Cub Legian Kuta karena ada sepeda motor
yang disewa oleh temannya hangus terbakar. Jasad kakak Made tidak dapat
dikenali masih menunggu hasil kerja tim forensik
dari Australia.
…, Semua kasihan kepadanya karena kakak Made sudah mengirim email agar keluarganya meminang Sarita
ke Bali dan akan mengadakan upacara perkawinan di Australia dan di Bali, …
Menyimak
uraian di atas, terlihat jelas bahwa pariwisata membawa pengaruh yang sangat
besar terhadap terjadinya perkawinan campuran. Nyoman Sari dalam novel DTBK tidak merasa canggung untuk menjalin kasih dengan John Pike,
nama Nyoman Sari berubah menjadi Sarita dan John Pike menjadi Made Kesuma,
perubahan nama itu mungkin saja agar mereka saling mempunyai rasa berdekatan,
sehingga perbedaan agama, kebudayaan, bahasa, bukan menjadi halangan untuk
melaksanakan pernikahan. Dalam novel DTBK
sudah mengarah akan terjadinya perkawinan campuran antara Indonesia dan
Australia. Akan tetapi perkawinan campuran tidak terjadi antara Nyoman Sari dan
John Pike karena John Pike meninggal dalam tragedi peledakan bom di Diskotik
Sari Club Legian, Kuta sebelum upacara pernikahan.
Skripsis: Ni Nyoman Astiti Dewi, aspek sosiologi sastra novel Depang tiang Bajang sekayang-kayang karya I Nyoman Manda. 2008
Tidak ada komentar:
Posting Komentar