Bali sudah sangat terkenal akan seni dan budaya-nya. Selain mempunyai seni dan budaya yang unik bali juga memiliki tradisi bahasa lisan dan bahasa tulisan atau huruf yang dalam bahasa balinya disebut aksara. seperti dikutip dari harian Balipost sangatlah beruntung Bali, karena tak cuma memiliki tradisi bahasa lisan, melainkan juga memiliki tradisi aksara. Dimana tidak semua bahasa-bahasa di dunia yang memiliki tradisi aksara. misalnya Bahasa-bahasa di bagian timur Indonesia, lebih banyak tidak memiliki tradisi aksara.
Sejarah perkembangan bahasa dan aksara Bali melalui proses yang cukup panjang dan dipengaruhi juga oleh bahasa lain. Penelitian yang pernah dilakukan memberikan dugaan kuat aksara Bali berkembang dari huruf Pallawa yang dikenal dengan nama huruf Bali Kuno. Huruf ini berkembang pada sekitar abad ke-9 sampai abad ke-10 dan terus mengalir sampai kini. Sistem yang digunakan yakni sistem silabik. Artinya, satu tanda mewakili satu suku kata yang diambil dari huruf awal suku kata yang diambil dari huruf awal suku kata dimaksud. Tiap suku kata dibentuk dari satu konsonan dan satu vokal.
(dikutip dari buku pedoman pasang Aksara Bali)
Sejarah perkembangan Aksara Bali tidak lepas dari penyebaran Aksara dari India. Sebab penyebaran agama Hindu dan Budha di Indonesia termasuk di Bali, diikuti oleh penyebaran bahasa dan akasara-nya.
Di India ada aksara yang disebut aksara Karosti. Dari Karosti itu berkembang menjadi aksara Brahmi, kemudian dari aksara Brahmi berkembang menjadi aksara dewanegari dan aksara Pallawa. Aksara Dewanegari dipakai di daerah India bagian Utara untuk menulis bahasa sansekerta, sedangkan aksar Pallawa dipakai di daerah India bagian selatan untuk menulis bahasa Pallawa.
Penyebaran aksara Dewanegari dan Pallawa mengikuti penyebaran Agama Hindu dan Budha di Indonesia. Dari Aksara Dewanegari dan pallawa ini kemudian berkembang aksara kawi atau aksara Indonesia Kuna. Dari aksara Kawi ini lama-kelamaan kemudian berubah menjadi aksara Jawa dan Aksara Bali, dan juga aksara-aksara lain yang berkembang di Indonesia. Misalnya salah satunya ditemukan di Kutai(Kalimantan Timur), disana ditemukan Yupa yang berisikan tulisan dari aksara Dewanegari.
Di Bali perkembangan aksara Dewanegari dan aksara pallawa ditandai dengan ditemukannya stupa-stupa kecil di Pura Penataran Sasih Pejeng, kecamatan Tampaksiring kabupaten Gianyar. Dalam stupa-stupa tersebut berisikan lempeng-lempeng seperti cap dari tanah liat, dalam lempengan tersebut berisi tulisan-tulisan dari aksara Pradewanegari atau Siddhamatrka, aksara yang biasa dipakai untuk menuliskan Mantra Budha Tathagata. Bukti yang lain ditemukan di Pura Blanjong Sanur, yang berupa tugu peringatan raja Sri Kesari Warmadewa, yang berisikan tulisan dengan aksara Dewanegari dan aksara Bali Kuna, aksara Dewanegari dipakai menulis bahasa Bli Kuna, aksara Bali Kuna dipakai menulis bahasa Sansekerta.
Sedangkan perkembangan aksara Pallawa ditandai dengan ditemukannya tulisan dengan dengan aksara Pallawa yang disebut dengan Semi Pallawa. Dari aksara Semi Pallawa ini kemudian berkembang menjadi aksara Kediri Kwadrat, aksara Jawa dan aksara Bali. Tulisan dengan aksara Pallawa ada ditemukan di Pura Bale Agung Sambiran.
Bukti pengaruh aksara Pallawa dalam aksara Bali dapat dilihat dari bentuk aksaranya, sedangkan pengaruh aksara Dewanegari dalam aksara Bali dapat dilihat dari bentuk aksara a kara(Bali) yang mirip dengan aksara a Dewanegari. Seperti gambar berikut:
Perkembangan Bahasa Bali
(dikutip dari harian Balipost)
Dr. Rudolf Gorris menemukan bahwa bahasa Bali Kuna dominan digunakan dalam prasasti-prasasti periode awal zaman Bali Kuna. Sedikitnya ada 33 prasasti yang menggunakan bahasa Bali Kuna. Setelah masa pemerintahan Raja Udayana Gunapriyadharmapatni (989-1011) mulailah digunakan bahasa dan aksara Jawa Kuna. Tatkala masuk pengaruh Majapahit, bahasa Kawi-Bali pun mulai digunakan, terutama di naskah-naskah lontar.
Karena itulah, perkembangan bahasa Bali sendiri dibagi dalam tiga babakan. Pertama, bahasa Bali Kuno yang sering juga disebut dengan nama bahasa Bali Mula, kedua, bahasa Bali Tengahan atau sering disebut Kawi-Bali dan ketiga, bahasa Bali Kapara atau bahasa Bali modern yang diwarisi hingga saat ini.
Aksara Bali
Sejarah aksara Bali erat kaitannya dengan perkembangan aksara India. Aksara Bali berasal dari bahasa dan aksara yang dibawa dari India ketika zaman penyebaran agama Hindu dan Buddha di negara Indonesia. Awalnya di India terdapat aksara yang disebut aksara Karosti. Dari aksara Karosti ini kemudian berkembang menjadi aksara Brahmi. Aksara Brahmi kemudian berkembang lagi menjadi aksara Devanagari dan aksara Pallawa. Aksara Devanagari digunakan di India Utara dalam menulis bahasa Sansekerta. Sedangkan aksara Pallawa digunakan di India Selatan dalam menulis bahasa Pallawa. Perkembangan aksara Devanagari dan Pallawa di Indonesia mengikuti perkembangan agama Hindu dan Buddha. Perkembangan aksara Devanagari dan Pallawa ini kemudian menghasilkan aksara Kawi atau aksara Indonesia kuno. Dari aksara Kawi ini kemudian lama-kelamaan berubah menjadi aksara Jawa, aksara Bali, dan aksara-aksara lainnya yang saat ini ada di Indonesia. Bukti peninggalan yang menunjukkan perkembangan ini salah satunya terdapat pada yupa yang bertuliskan aksara Devanagari di Kutai, Kalimantan Timur.
Di Bali, bukti perkembangan aksara Devanagari dan Pallawa dapat ditemukan di Pura Penataran Sasih Pejeng, Kecamatan Tampaksiring, Kabupaten Gianyar. Di pura ini terdapat stupa-stupa kecil yang berisi cap dari tanah legit. Cap-cap tersebut berisi tulisan dalam aksara Pradewanegari atau Siddhamatrka. Aksara tersebut digunakan untuk menulis mantra Buddha Tathagata. Bukti perkembangan berikutnya dapat ditemukan di Pura Blanjong Sanur. Di sana terdapat tugu peringatan raja Sri Kesari Warmadewa yang berisi tulisan dalam aksara Devanagari dan aksara Bali kuno. Aksara Devanagari digunakan untuk menuliskan bahasa Bali kuno, sedangkan aksara Bali kuno digunakan untuk menuliskan bahasa Sansekerta. Aksara berikutnya yang berkembang adalah aksara Pallawa. Terdapat tulisan aksara Pallawa yang disebut aksara Semi Pallawa. Dari aksara Semi Pallawa tersebut kemudian berkembang bentuknya menjadi aksara Kediri Kwadrat, yang kemudian berubah menjadi aksara Jawa dan terakhir berubah lagi menjadi aksara Bali. Bukti penulisan dalam aksara Pallawa tersebut ada yang diletakkan di Pura Bale Agung Sembiran.
Bentuk aksara Bali yang seperti membulat merupakan contoh bentuk aksara Bali yang berasal dari aksara Pallawa. Contoh perkembangan aksara Bali dari aksara Devanagari adalah bentuk huruf akara dalam aksara Bali yang sangat mirip dengan bentuk huruf a dalam aksara Devanagari.
becik pesan postinganne puniki....
BalasHapussaking napi mbok astie?
titiang taler seneng teken usaha2 pelestarian basa Bali kadi puniki.
singgah2 taler ring blog tiange nggih mbok..
https://sites.google.com/site/dikbalikarya/
Suksme sangat membantu peplajahan bahase bali ring sekolah
BalasHapusdik@ suksma dumogi maguna
HapusSuruana tour @suksma mawali bapak